Limbah Cemari Kebun Warga, PT Pertamina Zona 4 Field Prabumulih dan KSO Formasi Sumatera Energi Saling Tuding

OGAN ILIR, TTN –  Tim dari PT Pertamina Zona 4 field Prabumulih dan juga KSO Formasi Sumatera Energi,hari ini meninjau langsung lokasi kebun karet warga yang tercemar limbah minyak tepat di sebelah sumur TTT#21 sumur milik Pertamina tapi wilayah kerja KSO(WK KSO) Formasi Sumatera Energi.

Saat meninjau lokasi kebun warga yang tercemar limbah tersebut,rombongan PT Pertamina dan juga KSO Pertamina,terdiri dari beberapa MKL,Humas, atau pun HSE(Health Security and Environmetn) masing masing memeriksa limbah yang masuk kedalam kebun warga Desa Tambang Rambang,Kecamatan Rambang Kuang,Kabupaten Ogan Ilir – Sumsel.

Dari hasil pemeriksaan pihak HSE,Pertamina membenarkan bahwasanya itu benar limbah,tapi kita belum tahu limbah jenis apa itu,makanya kita uji lab dulu biar jelas itu limbah jenis apa,sambil proses penyelesaianya terus berjalan,dan tetap koordinasi dengan Humas KSO, ataupun HSE.

” Memang benar ini limbah,tapi kita tidak tahu jenis limbah apa ini,maka dari itu perlunya di adakan uji lab,agar jelas limbah itu dari mana datangnya,sambil menunggu proses uji lab, penyelesaian tetap berjalan, koordinasi dengan Humas ataupun HSE KSO Formasi Sumatera Energi”jelas Helmi HSE Pertamina.

Helmi juga menambahkan bahwasanya limbah ini merupakan WK KSO( Wilayah Kerja KSO) dari PT Formasi Sumatera Energi,jadi urusan ini merupakan tanggung jawab dari PT tersebut, kami datang hari ini ke lokasi limbah hanya untuk memastikan apakah benar ini limbah minyak yang di sebabkan, oleh sumur minyak Pertamina

” Kami beserta rombongan hari ini tinjau lokasi kebun karet warga yang tercemar oleh limbah minyak,karena adanya laporan dari KSO Formasi Sumatera Energi,dan untuk urusan selanjutnya silahkan berkoordinasi dengan PT KSO Forsumen,sebab ini merupakan Wilayah Kerja KSO Formasi Sumatera Energi” Ucapnya

Di tempat yang sama HSE KSO Formasi Sumatera Energi M.Nur Yuta mengatakan,bahwasanya mereka sudah menyurati pihak Pertamina sejak mulai bulan April 2024 atas limbah yang masuk kebun warga ini,tapi baru sekarang ada tanggapan,tujuan surat kami itu untuk mengetahui limbah itu sewaktu masa siapa yang beroperasi, karena limbah tersebut sudah menahun tapi baru ketahuan saat ini,makanya kami sangat yakin kalau limbah itu bukan dari akibat operasional ataupun kelalaian KSO Formasi Sumatera Energi

“Sejak Bulan April 2024 KSO Forsumen melalui Humas nya Hestu, sudah menyurati pihak Pertamina,tapi baru sekarang ada tanggapan,tujuan KSO menyurati untuk sama sama tinjau lokasi dan berkoordinasi, sebenar nya limbah itu terjadi di masa operasional siapa,Pertamina atau KSO Forsumen” Tegas M. Nur.

Akibat dari saling tuding, dan tidak mengakui limbah tersebut,warga Desa Tambang Rambang yang terdampak kerugianya,kebun karet yang merupakan hasil mata pencaharian banyak yang mati dan tidak bergetah lagi,ulah dari dua gajah(Pertamina – KSO Forsumen) yang saling tuding kesalahan,malah rumput yang rusak(Rakyat kecil yang jadi korban)

Bustomi berharap supaya masalah limbah ini segera di selesaikan,jangan saling tuding siapa salah dan siapa yang benar,kami rakyat kecil ini menjadi korban,kalau memang perlu melibatkan DLH,silahkan, ataupun sekalian saja SKK Migas,agar kebun karet kami ini segera di bersihkan,dan kembalikan tanah subsoilnya,supaya bisa kami tanami lagi dengan batang karet,agar saya bisa menafkahi kembali anak dan istri.

“Segeralah pak untuk menyelesaikan masalah ini, jangan di tunda tunda lagi, karena masalah ini hampir satu tahun kami menunggunya sampai saat ini baru sebatas cek lokasi,sementara kami terus berjuang mencari tambahan, karena kebun karet yang sudah tidak optimal lagi,kalau memang harus melibatkan DLH(Dinas Lingkungan Hidup) silahkan kami siap, karena kami yakin, limbah ini akibat dari kelalaian pihak PT Pertamina,ataupun KSO Forsumen,bila perlu libatkan juga SKK Migas,agar jelas ini kesalahan siapa”ungkap Bustomi dengan nada kesal.

Ia juga menambahkan,kalau memang Pertamina dan KSO Forsumen tidak mangakui limbah itu milik siapa,saya akan terus memperjuangkan hak saya,baik itu melalui SKK Migas sampai jalan terakhir mengadakan aksi menutup operasional dari pada akses akses Petamina dan KSO.

“Kalau memang tidak ada yang mau mengakui keberadaan limbah yang mencemari kebun karet saya,maka saya akan menyurati SKK Migas karena tidak bekerjanya lembaga tersebut,atas viralnya berita minggu lalu,dan jalan terakhir saya akan melakukan aksi demo di depan SP Ogan sampai ada pertanggung jawaban dari pihak PT”.tutupnya sambil berlalu pergi.(Tim KomatSu)

admin

Joni Karbot, S.Th.I